Di buku kedua ini yg diceritakan Tessa Novak. Tessa tanpa sengaja menjadi saksi penembakan seorang remaja perempuan ketika dia berhenti di POM bensin. Insiden ini membawanya bersilang jalan dgn Julian, seorang agen federal yg menyamar.
Julian sdh memburu dalang perdagangan manusia sejak lama. Sejak kegagalan misi 3 thn yg lalu Julian benar2 mendedikasikan diri untuk mengejar Burien. Karena pada akhirnya ada yg mencoba membunuh Tessa, mereka berdua jadi bekerja sama supaya Burien bisa tertangkap.
Adegan intimnya WOW... I'm burning baby, I'm burning. Sungguh, kayak baca erotic romance minus detil berlembar2. Ini singkat tapi tetep uh...(kipas2)...
Pola ceritanya mirip buku pertama, yah tapi gpp lah, aku bener2 terhibur. Suspense + steamy romance? I'm in.....
Sudah lama sekali gk baca genre suspense. Yang pernah kucoba dulu cuma Sidney Sheldon. Ini mencoba romantic suspense.
Kara seorang jurnalis investigasi (disebut I-Team) di sebuah koran. Penyelidikannya membuat dia pernah mewawancarai seorang senator, Reece. Berkat ajakan teman kerjanya, dia berkenalan lebih lanjut dengan Reece. Suatu penyelidikan dari sumber yg terpercaya membawanya untuk terkait dgn senator tersebut.
Karena termasuk romantic suspense ya ada adegan intimnya... Dan itu capital h o t. Menarik kan suspense novel with steamy romance? sayang untuk dilewatkan.
Hanya saja ada 1 yg membuat aku gk nyaman, pergantian POV nya tdk dipisah. Suatu saat sedang dlm POV Kara, tiba2 lompat ke POV Reece. Itu saja sih, ceritanya lumayan, alurnya juga gampang dimengerti & adegan intimnya wow sukses biki kipas2...
Buku kelima dari seri Whiskey Creek, namun buku ketiga yg kubaca. Seperti buku keempatnya, ceritanya sangat menyentuh.
Setelah buku ketiga genre romantic suspense menjadi genre hiburan favoritku, selain paranormal romance. Gk perlu genre erotic romance yg plotnya bleh.
Kali ini yg diceritakan Sophie Alton, meliput seorang narapidana bernama Megan yg 6 bln lalu melahirkan di LP, akan dipertemukan lagi dgn bayinya, namun Megan malah melatikan diri bersama bayinya & blm ditemukan. Sophie menerima tawaran wawancara dgn kakak tiri Megan, Marc Hunter untuk tujuan mengetahui lokasi Megan. Ternyata takdir Sophie & Marc terjalin, semua berawal sejak 12 thn lalu...
Adegan intimnya tetap membuat aku kipas2 seperti 2 buku sblmnya. Miss Clare blm kehabisa ide memgenai βgayaβ dan sekarang aku memiliki pandangan yg berbeda setiap melihat cermin ππππ
Baru pertama baca karya Brenda Novak. 3 bintang itu berarti menurutku ceritanya gk jelek tapi juga biasa saja. Agak berbeda dgn contemporary romance yg pernah kubaca, ternyata authornya menulis thriller romance.
Melanjutkan cerita buku sblmnya, Salander dibawa ke rmh sakit, gitu juga Zalachenco. Pada akhirnya Salander harus menceritakan versi kebenarannya sendiri kepada publik, hal yg paling dia takutkan. Dia mengambil keputusan itu atas desakan Mikael juga.
Memasuki buku ketiga karakter Gideon & Eva semakin saling posesif, saling ketergantungan, saling cemburu yg berlebihan. Semua sikap itu sll saja excuse nya masa lalu mereka yg kelam, yg sama2 pernah mengalami sexual abuse dr org yg lebih tua. Eva mengalami sexual abuse dr mantan kakak tirinya sedang Gideon dr asisten dokter anak (konsultan) yg ketika masa kecilnya yg bermasalah, menangani kasus GIdeon.
Dan mengenai romance content nya (atau bisa dibilang sexual contentnya) udh bisa ditebak, gk spt buku pertama adalah sensasinya....
Membaca buku ini krn ak suka buku Alice Clayton sblmnya, Wallbanger. Tapi gk cocok sama yg ini. Tujuan ceritanya gk jelas, terlalu lama saling menggoda...
Sebenarnya bagus sih buku ini bagi penggemar romance, bkn berarti ak gk suka contemporary romance, hanya buku ini terlalu sentimentil buatku. Terlalu berlebihan & puitis dlm penggambarannya. Hey, the world isn't always rainbow & butterflies, welcome to the real life...
Di GR ini masuk NA, tapi menurutku ini khusus untuk adult reader ya, krn adegan olah ranjangnya lumayan graphic.
Ak kasih 3 bintang krn kepiawaian author dlm merangkai cerita yg ringan & mudah dipahami alurnya.
Buku pertama yah lumayan... ak baru kali ini baca genre ini jd gk ada bandingannya, gmn cara menilainya. Tapi buku kedua ini agk menggemaskan. Eva katanya 24 thn & Gideon 28 thn tp kok sikapnya kyk anak2 15 thn yg gk bisa mengendalikan sifat kekanakannya. Hampir sepanjang waktu mereka berdua ini galau2an ala teenager yg baru pertama menjalin hubungan. Mengingatkanku pd Clary & Jace di city of fallen angels dimana clary menggalaukan hal gk penting.
Ada insiden mengejutkan di akhir cerita krn masa lalu eva & gideon mulai datang kembali satu persatu, mulai dr mantan eva, mantan kakak tiri eva hingga mantan ONS (maybe) Gideon.
Hmm, entah kenapa kurang suka sama buku keenam ini...
Laura bahkan blm pernah muncul di cerita2 sblmnya. Dari awal udh gk sreg ketika setting di Islamabad trus menceritakan mengenai penculikan, penyanderaan & perkosaan. Kemudian ada hal yg sensitif menyangkut Islam. Yah, sorry to say, buku ini gk memikatku.
Atau mgkn juga krn udh buku keenam, udh mulai bosan dgn plot yg monoton. Perbedaan cara bertemu awalnya saja namun alurnya mudah ditebak setelah itu.
Ini pertama kalinya aku membaca sebuah buku dimana plotnya merupakan plot mundur secara konsisten. Awalnya memang kejadian masa kini, kemudian melompat ke 15 hari setelahnya. Selanjutnya momen2 harian diceritakan berurut secara terbalik, hari ke-14, ke-13 hingga hari ketika semuanya dimulai.
Misterinya memang menarik, namun pengungkapannya kurang spektakuler menurutku. Plot twist sebenarnya bias lenih menarik lagi, siapa sebenarnya yg membunuh Corrine ataupun Annalaise. Setelah Gone Girl maupun Dangerous Girls plot twist All The Missing Girls terasa kurang menggigit. Namun gk berarti aku gk suka. Buku ini termasuk favoritku, jarena plot mundurnya tadi.
Ada satu hal yg juga sangat berkesan. Buku ini bukan novel romance, namun kisah antara Nic & Tyler diungkapkan sedemikian rupa sehingga terasa menyentuh. Yap gk harus romance ala Sparks untuk mengungkapkan suatu kisah cinta yg indah, suatu kisah yg cukup realistic pun bisa indah.
Buku ini bahkan tidak berfokus pada Nic - Tyler, namun berfokus pada masa lalu Nic, apa2 yg telah dia tinggalkan ketika dia meninggalkan kampung halamannya 10 thn lalu, tanpa menoleh kebelakang. Kita akan diajak untuk melihat apa yg telah hilang dari hidup Nic 10 tahun lalu, kakak, sahabat & kekasih masa SMA nya yg semuanya terhubung kembali dgn hilangnya 2 org gadis.
Buku kedua seri Benedict-Savant ini focus menceritakan Yves Benedict. Yves bertemu pasangan jiwanya, Phenix ketika berada di London, ketika Phoenix mengincar pelajar Amerika bernama Yves. Phoenix hidup bersama kelompok Savant mafia yang diketuai oleh Sang Peramal. Dengan talenta supernatural yang disalahgunakan untuk mencuri. Ketika Sang Peramal memegang masa lalunya dan menginginkan masa depannya, akankah Phoenix dapat mengubah hidupnya bersama Yves?
Aku merasa konflik yang terjadi di buku ini terlalu dipaksakan tegang kemudian klimaks & penyelesaiannya pun terasa kurang believable. Sepertinya aku bukanlah fans seri ini.
Buku kedua Seri Ember. Obor yg menerangi malam itu ternyata Helene. Di buku kedua ini tokoh Helene diberi POV sdr. Helene ternyata tokoh yg menarik, entah kenapa aku lebih menyukai Helene disbanding Laia. Di buku 1 & 2 Laia banyak melakukan kesalahan & keputusan yg tidak tepat.
Menjadi pelarian, Laia & Darin berusaha menemukan jalan aman ke Kauf. Di luar dugaan, Elias diracun oleh komandan, ibunya sdr. Laia & Darin disusul oleh Keenan & Izzi. Rencana Elias bertemu Afya, kepala Tribe Nur untuk meminta bantuan.
Sementara itu dgn Marcus sebagai Kaisar Imperium terpilih, memerintahkan Helene sebagai Blood Shrike baru untuk memburu Elias.
Suka banget sama seri ini, jadi gk sabar baca kelanjutannya, padahal baru mei nanti terbit di negara asalnya.
Ada 2 plot dlm buku ini, yg pertama mengenai anak2 Indie & yg kedua mengenai Mikey & teman2nya menjelang kelulusan SMA. Sebenarnya aku agk kurang mengerti plot mengenai anak2 Indie, namun plot cerita mereka terjalin dgn plot cerita Mikey & teman2nya.
Agak berbeda dgn genre YA biasanya karena ini penggabungan antara urban fantasy & contemporary.
Aku menemukan buku ini dari daftar buku2 yg memiliki βshocking plot twistβ. Beberapa diantara buku2 itu yg sdh diterjemahkan aku cob abaca. Memang gk semua cocok, namun buku ini aku suka.
Vida Winter selalu menceritakan kisah hidup yg berbeda-beda kepada setiap wawancara, hingga para penggemarnya sama sekali tdk tahu kisah hidupnya yg sebenarnya. Hingga suatu hari seorang pemuda berjas coklat dari salah satu koran berkata βceritakan padaku yang sebenarnyaβ.
Walau sdh berlalu puluhan tahun kenangan itu terpatri pada Vida. Di penghujung hidupnya dia mengirim surat pada Margareth Lea, menginginkan agar Margareth menulis mengenai biografinya. Dan dimulailah kisah sejujurnya hidup penulis Vida Winter.
Shocking plot twist? Menurutku lumayan mengejutkan. Aku merekomendasikan buku ini krn agk berbeda dgn buku2 lain. Genrenya susah untuk ditentukan, namun yg mendekati adalah βbuku du dalam bukuβ atau βcerita di dalam ceritaβ.
Bersama orangtua angkatnya, Sky pindah dari Inggris ke Amerika. Di sekolah, ia bertemu dengan Zed, tipikal murid berandalan tampan: disegani, ditakuti. Namun di hadapan Sky, entah mengapa sikap Zed begitu manis. Zed bahkan mengaku-ngaku sebagai pasangan jiwanya dan Sky juga adalah Savant, yaitu manusia yg memiliki sensor & kemampuan melebihi manusia biasa.
Buku ini termasuk sangat ringan, aku juga lumayan bisa cepat menghabiskan 400 halaman. Namun kurang greget untukku, mungkin aku akan mencoba membaca buku keduanya sebelum memutuskan apakah akan melanjutkan mengkoleksi seri ini atau tidak.
Kalo mempertimbangkan novel ini sebagai genre misteri/thriller memang payah. Tapi jika mempertimbangkan sebagai genre YA contemporary menurutku bagus.
Suka bagaimana suatu hal yg buruk bisa membawa kebaikan bagi Addy, Nate & Bronwyn. Kebaikan bagi Cooper adlh mengetahui mana teman sejati, krn teman sejatibakan terlihat ketika kita terkena masalah. Yg paling manis sbnrnya kisah Nate & Bronwyn. Addy akhirnya bisa menjadi diri sdr tanpa didikte oleh org lain.
Setelah What Happened to Goodbye dimana aku kurang suka dgn background story nya, ternyata aku suka dgn Saint Anything.
Sydney menganggap dirinya tak terlihat di mata siapa pun, terutama keluarganya sendiri. Peyton, kakak laki-laki Sydney, selalu menjadi segalanya. Perhatian orangtua mereka tertuju sepenuhnya kepada Peyton. Hingga suatu hari mobil polisi mendatangi rumah mereka, Peyton terlibat masalah besar, dan pada akhirnya harus dipenjara. Semua pun berubah kacau. Sydney mencoba mencari tempat di tengah keluarganya. Tapi semua orang terlalu mengkhawatirkan Peyton.
Sydney bertemu keluarga Chatham yang heboh, yang memiliki kehidupan berbeda dengan keluarganya, dan yang ternyata bisa membuatnya merasa diterima dan βterlihat' untuk pertama kalinya.
Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menghadapi kesulitan, tdk semuanya terasa baik bagi org lain, begitu juga aku melihat bagaimana ibu Sydney menghadapi kesulitan. Sepanjang buku akan terasa menyebalkan & tidak adil bagi Sydney, namun pada akhirnya dia tetaplah seorang ibu. Dalam pemikirannya, mgkn dia gagal mencegah Peyton melakukan hal buruk namun dia msh bias mengarahkan Sydney.
Nina Frost, pengacara untuk anak-anak yang dianiaya, Bekerja keras memastikan sistem hukum bisa menahan para pelaku kejahatan di belakang terali. Tapi ketika anak laki-lakinya yang berusia lima tahun, Nathaniel, mengalami trauma karena penganiayaan seksual, Nina dan suaminya, Caleb hancur, tercabik-cabik dalam amarah dan keputusasaan di hadapan sistem pengadilan yang menggelikan, sesuatu yang Nina kenal dengan baik. Akhirnya Nina mencari sendiri keadilan bagi anaknya, apa pun konsekuensinya, apa pun pengorbanannya.
Berkomunikasi dgn anak berumur 5 thn memang tidak mudah, terlebih untuk Nathaniel, anak Nina & Caleb yang berhenti bicara semenjak dilecehkan secara seksual oleh orang yg seharusnya dia percaya. Nathaniel sempat diajari bahasa isyarat dgn harapan dia mau berkomunikasi kembali & mengungkap siapa yg telah melecehkannya. Dalam prosesnya, orang dewasa disekitarnya sempat keliru menafsirkan orang yg diidentifikasi oleh Nathaniel.
Melalui buku ini, kita bisa belajar untuk lebih berhati-hati dalam main hakim sendiri hingga bukti menguatkan. Pada akhirnya hukum itu tidak hanya hitam atau putih saja, nmun banyak sekali area abu2 diantaranya.
Alasanku memilih Room Karena meraih banyak penghargaan & sdh difilmkan, walau aku blm nonton. Pengalaman yg sdh2 kalo udh nonton filmnya jadi malas baca bukunya.
Penulis memakai POV seorang anak berumur 5 tahun. Cerita dimulai di hari ulang tahun Jack yg ke-5. Seiring cerita bergulir kita akan disuguhi cerita kalo seseorang yg dipanggil Jack sebagai Ma diculik oleh seseorang yg dipanggil Jack βNick Tuaβ. Ma dikurung di sebuah ruangan bernama βkamarβ dan memperkosa Ma berulang-ulang. Jack terlahir atas hubungan tersebut.
Untuk seleraku naratif Jack terlalu dewasa untuk anak seumurannya. Mungkin jika diceritakan dari POV Ma, buku ini akan terasa cocok untukku.
Ember Hill sesungguhnya naga muda yg menyaru menjadi manusia. Bersama saudara setetasannya, Dante, mereka ditempatkan di antara manusia oleh organisasi Talon. Talon mengatur semua sisi kehidupan naga, beserta sejuta peraturannya. Dengan pelatihan2 Ember nantinya akan ditempatkan di suatu faksi dlm Talon untuk berperan dlm organisasi.
Namun Ember adlh naga muda yg tdk menyukai aturan & memiliki naluri pemberontak. Dia berpapasan dgn naga pemberontak, Riley, yg memberi tahu Ember seperti apa wajah Talon sebenarnya. Selain itu, perkenalannya dgn Garret, salah satu prajurit Orde St George, musuh bebuyutan Talon, membuatnya jatuh cinta & mempertanyakan segala hal yg diajarkan Talon padanya.
Typical YA, star-crossed lover, love triangle, female heroine yg kuat namun melakukan hal2 bodoh berulang kali. Sebenarnya cukup seru alurnya, namun 1 hal besar yg menggangguku adlh tema naga yg mengambil bentuk manusia?? Tidak bisakah miss Kagawa menciptakan suatu ras baru yg mirip manusia, selain naga yg menyaru jadi manusia?? Menurutku agak absurd saja.
Buku ini agak berbeda dgn buku2 John Green sebelumnya, dimana aku akan mulai bosan dgn tokoh cowok culun naksir cewek yg lebih inisiatif.
Temui Hazel Grace, penderita kanker berusia 16 thn, dimana ibunya terus memaksanya bergabung dengan kelompok penyemangat penderita kanker. Tapi, kelompok itu toh tak buruk-buruk amat. Di sana ada pasien bernama Augustus Waters. Cowok cakep, pintar, yang naksir Hazel dan menawarinya pergi ke Amsterdam untuk bertemu penulis pujaannya. Bersama Augustus, Hazel mendapatkan pengalaman yang sangat menarik dan tak terlupakan.
Namun masih ada ciri khas John Green, ada tulisan2 & komentar konyol yg membuat pembaca tertawa. Kisah cinta remaja biasa sebenarnya, namun banyak yg bisa kita teladani dari remaja2 penyintas kanker ini, termasuk keterlibatan orang tua sepanjang jalan.
The Storied Life of A.J. Fikry ini berbeda dgn buku fiksi lain yg pernah kubaca. Buku ini sebenarnya contemporary yang cukup βringanβ dibanding bacaanku yang lain, namun issue yg diangkat cukup menyenangkan untuk dibaca.
Hidup A.J. Fikry jauh dari yang diharapkannya. Istrinya meninggal, penjualan di toko bukunya merosot tajam. A.J. dari dulu memang nyentrik namun seyelah istrinya meninggal dai menjadi orang yg sinis. Tetapi kemudian sebuah paket misterius muncul di tokonya. Paket itu kecil, meski bobotnya lumayan. Kemunculannya memberi A.J. kesempatan untuk membuat hidupnya lebih baik dan melihat semua hal dengan perspektif berbeda.
Buku ini layak mendapat 4 bintang, buatku cukup menyenangkan untuk dibaca kisah hidup A.J. Fikry ini. Walau βringanβ isinya cukup membuatku melihat hal2 dlm perspektif berbeda.