"Hati pria sangat berbeda dengan rahim ibu, Mariam.
Rahim tak akan berdarah ataupun melar karena harus menampungmu.
Hanya akulah yang kau miliki di dunia ini,
dan kalau aku mati, kau tak akan punya siapa-siapa lagi.
Tak akan ada siapa pun yang peduli padamu. Karena kau tidak berarti!"
Kalimat itu sering kali diucapkan ibunya setiap kali Mariam bersikeras ingin berjumpa dengan Jalil, ayah yang tak pernah secara sah mengakuinya sebagai anak.
Dan kenekatan Mariam harus dibayarnya dengan sangat mahal. Sepulang menemui Jalil secara diam-diam, Mariam menemukan ibunya tewas gantung diri.
Sontak kehidupan Mariam pun berubah. Sendiri kini dia menapaki hidup. Mengais-ngais cinta di tengah kepahitan sebagai anak haram. Pasrah akan pernikahan yang dipaksakan, menanggung perihnya luka yang disayatkan sang suami. Namun, dalam kehampaan dan pudarnya asa, seribu mentari surga muncul di hadapannya.
Sama seperti The Kite Runner, A Thousand Splendid Suns adalah cerita yang sunggu menyesakkan hati.
"Hati pria sangat berbeda dengan rahim ibu, Mariam.
Rahim tak akan berdarah ataupun melar karena harus menampungmu.
Hanya akulah yang kau miliki di dunia ini,
dan kalau aku mati, kau tak akan punya siapa-siapa lagi.
Tak akan ada siapa pun yang peduli padamu. Karena kau tidak berarti!"
Kalimat itu sering kali diucapkan ibunya setiap kali Mariam bersikeras ingin berjumpa dengan Jalil, ayah yang tak pernah secara sah mengakuinya sebagai anak.
Dan kenekatan Mariam harus dibayarnya dengan sangat mahal. Sepulang menemui Jalil secara diam-diam, Mariam menemukan ibunya tewas gantung diri.
Sontak kehidupan Mariam pun berubah. Sendiri kini dia menapaki hidup. Mengais-ngais cinta di tengah kepahitan sebagai anak haram. Pasrah akan pernikahan yang dipaksakan, menanggung perihnya luka yang disayatkan sang suami. Namun, dalam kehampaan dan pudarnya asa, seribu mentari surga muncul di hadapannya.
Sama seperti The Kite Runner, A Thousand Splendid Suns adalah cerita yang sunggu menyesakkan hati.
The God of the Woods adalah novel kedua Liz Moore yang aku baca. Novel ini memenangkan Goodreads Choice Awards untuk Misteri & Thriller Favorit Pembaca 2024.
Setting-nya di pegunungan Adirondack pada tahun 1975, di mana seorang remaja bernama Barbara Van Laar hilang dari perkemahan musim panas keluarganya. Kehilangannya mengingatkan pada hilangnya saudara laki-lakinya, Bear Van Laar, empat belas tahun sebelumnya. Cerita ini mengungkap rahasia keluarga Van Laar dan komunitas kelas pekerja di sekitarnya.
Seperti novel Liz sebelumnya yang aku baca, Bright Long River, ada elemen drama keluarga di dalamnya. Bagiku, novel ini lebih seperti fiksi slice of life, dengan elemen drama keluarga dan sejarah di dalamnya. Aku merekomendasikan novel ini pada penggemar semua genre.
The God of the Woods adalah novel kedua Liz Moore yang aku baca. Novel ini memenangkan Goodreads Choice Awards untuk Misteri & Thriller Favorit Pembaca 2024.
Setting-nya di pegunungan Adirondack pada tahun 1975, di mana seorang remaja bernama Barbara Van Laar hilang dari perkemahan musim panas keluarganya. Kehilangannya mengingatkan pada hilangnya saudara laki-lakinya, Bear Van Laar, empat belas tahun sebelumnya. Cerita ini mengungkap rahasia keluarga Van Laar dan komunitas kelas pekerja di sekitarnya.
Seperti novel Liz sebelumnya yang aku baca, Bright Long River, ada elemen drama keluarga di dalamnya. Bagiku, novel ini lebih seperti fiksi slice of life, dengan elemen drama keluarga dan sejarah di dalamnya. Aku merekomendasikan novel ini pada penggemar semua genre.
When Rune makes Gideon an offer he can’t refuse, the two must pair up to accomplish dangerous goals. The more they’re forced into each other’s company, the more Gideon realizes the feelings he had for Rune aren’t as dead and buried as he thought. Now he’s faced with a terrible sacrifice the girl he loves to stop a monster taking back power, or let Rune live and watch the world he fought so hard for burn.
When Rune makes Gideon an offer he can’t refuse, the two must pair up to accomplish dangerous goals. The more they’re forced into each other’s company, the more Gideon realizes the feelings he had for Rune aren’t as dead and buried as he thought. Now he’s faced with a terrible sacrifice the girl he loves to stop a monster taking back power, or let Rune live and watch the world he fought so hard for burn.
The Keeper of Night karya Kylie Lee Baker adalah novel fantasi gelap yang menggabungkan mitologi Jepang dengan elemen supernatural khas barat. Novel ini mengikuti perjalanan Ren Scarborough, seorang setengah Shinigami (dewa kematian Jepang) dan setengah Reaper (pencabut nyawa dari mitologi Barat). Karena keturunannya yang campuran, Ren menghadapi diskriminasi di London dan memutuskan melarikan diri ke Jepang bersama adiknya, Neven, untuk mencari tempatnya di dunia para Shinigami.
Sesampainya di Jepang, Ren berusaha membuktikan dirinya kepada Yomi, penguasa dunia bawah Jepang, dengan menjalankan tiga tugas berbahaya. Sepanjang perjalanan, ia berhadapan dengan berbagai makhluk dari mitologi Jepang, seperti yūrei (roh gentayangan) dan oni (iblis), serta menemukan sisi dirinya yang lebih gelap dari yang ia duga.
The Keeper of Night karya Kylie Lee Baker adalah novel fantasi gelap yang menggabungkan mitologi Jepang dengan elemen supernatural khas barat. Novel ini mengikuti perjalanan Ren Scarborough, seorang setengah Shinigami (dewa kematian Jepang) dan setengah Reaper (pencabut nyawa dari mitologi Barat). Karena keturunannya yang campuran, Ren menghadapi diskriminasi di London dan memutuskan melarikan diri ke Jepang bersama adiknya, Neven, untuk mencari tempatnya di dunia para Shinigami.
Sesampainya di Jepang, Ren berusaha membuktikan dirinya kepada Yomi, penguasa dunia bawah Jepang, dengan menjalankan tiga tugas berbahaya. Sepanjang perjalanan, ia berhadapan dengan berbagai makhluk dari mitologi Jepang, seperti yūrei (roh gentayangan) dan oni (iblis), serta menemukan sisi dirinya yang lebih gelap dari yang ia duga.
As a Striker, Talin was taught loyalty is life. Loyalty to the Shield who watches your back, to the Strikers who risk their lives on the battlefield, and most of all, to Mara, which was once the last nation free from the Karensa Federation’s tyranny.
But Mara has fallen. And its destruction has unleashed Talin’s worst nightmare.
With her friends scattered by combat and her mother held captive by the Premier, Talin is forced to betray her fellow Strikers and her adopted homeland. She has no choice but to become the Federation’s most deadly war machine as their newest Skyhunter.
Red is no stranger to the cruelty of the Federation or the torture within its Skyhunter labs, but he knows this isn’t the end for Mara – or Talin. The link between them may be weak, but it could be Talin and Red's only hope to salvage their past and safeguard their future.
While the fate of a broken world hangs in the balance, Talin and Red must reunite the Strikers and find their way back to each other in this smoldering sequel to Marie Lu’s Skyhunter.
As a Striker, Talin was taught loyalty is life. Loyalty to the Shield who watches your back, to the Strikers who risk their lives on the battlefield, and most of all, to Mara, which was once the last nation free from the Karensa Federation’s tyranny.
But Mara has fallen. And its destruction has unleashed Talin’s worst nightmare.
With her friends scattered by combat and her mother held captive by the Premier, Talin is forced to betray her fellow Strikers and her adopted homeland. She has no choice but to become the Federation’s most deadly war machine as their newest Skyhunter.
Red is no stranger to the cruelty of the Federation or the torture within its Skyhunter labs, but he knows this isn’t the end for Mara – or Talin. The link between them may be weak, but it could be Talin and Red's only hope to salvage their past and safeguard their future.
While the fate of a broken world hangs in the balance, Talin and Red must reunite the Strikers and find their way back to each other in this smoldering sequel to Marie Lu’s Skyhunter.
After suffering devastating loss and making drastic decisions, Zetian finds herself at the seat of power in Huaxia. But she has also learned that her world is not as it seems, and revelations about an enemy more daunting than Zetian imagined forces her to share power with a dangerous man she cannot simply depose. Despite having vastly different ideas about how they must deconstruct the corrupt and misogynist system that plagues their country, Zetian must join this man in a dance of truth and lies and perform their roles to perfection in order to take down their common enemy, who seeks to control them as puppets while dangling one of Zetian’s loved ones as a hostage.
After suffering devastating loss and making drastic decisions, Zetian finds herself at the seat of power in Huaxia. But she has also learned that her world is not as it seems, and revelations about an enemy more daunting than Zetian imagined forces her to share power with a dangerous man she cannot simply depose. Despite having vastly different ideas about how they must deconstruct the corrupt and misogynist system that plagues their country, Zetian must join this man in a dance of truth and lies and perform their roles to perfection in order to take down their common enemy, who seeks to control them as puppets while dangling one of Zetian’s loved ones as a hostage.