Novel Love from Mecca to Medina karya S.K. Ali adalah sekuel dari Love from A to Z, mengisahkan Adam dan Zayneb, kini mereka telah menikah. Mereka menjalani perjalanan umrah ke Mekkah dan Madinah, tetapi perjalanan ini bukan hanya tentang ibadah; ini juga tentang menyelesaikan konflik pribadi, memperkuat hubungan, dan menghadapi tantangan hidup.
Dalam novel ini, S.K. Ali menghadirkan perjalanan spiritual yang mendalam dengan sentuhan romansa dan eksplorasi identitas Muslim modern. Selain perpaduan dari halal romance dan perwakilan muslim yang baik, pesan buku ini bagi pasangan adalah komunikasi yang baik. Mengingatkan juga bahwa pernikahan itu bukan sebuah tujuan, tapi sebuah perjalanan.
Untuk aku pribadi, buku pertamanya aku baca dalam bahasa Inggris, dan rasanya waktu itu agak kurang berkesan. Namun buku kedua yang kubaca dalam terjemahan bahasa Indonesia ini terasa meninggalkan kesan yg sangat dalam. Mungkin karena terjemahannya enak dinikmati dan mengalir saja.
Aku sangat merekomendasikan ini untuk siapa saja, bukan hanya untuk muslim, karena pesan-pesan dari buku ini cukup universal.
Red dan teman-temannya sedang dalam perjalanan darat untuk Liburan Musim Semi. Sayangnya, ban RV yang mereka kendarai mendadak bocor di tengah antah-berantah. Tanpa sinyal, tanpa bantuan. Anehnya, satu per satu ban RV pecah ditembak, membuat mereka tersadar: ini bukan kecelakaan.
Ada seorang penembak di luar sana, bersembunyi dalam kegelapan mengintai mereka. Seseorang yang tahu identitas mereka dan memaksa keenam sahabat itu mengakui rahasia masing-masing—kalau tidak mau mati tertembak.
Dalam RV yang sempit dan klaustrofobik, Red dan teman-temannya yang ketakutan berusaha terbebas dari teror sang penembak. Dalam kondisi semakin tertekan, mereka terpaksa mengakui rahasia tergelap mereka dan salah satu di antara mereka tidak akan selamat melewati malam itu.
Percobaan kedua membaca karya Holly Jackson. Menurutku ada beberapa hal yang rasanya kurang masuk akal. Tidak bisa kusebutkan tanpa menjadi bocoran cerita. Aku tidak menduga plot twist nya. Setidaknya untukku yang ini lebih seru dibanding A Good Girl's Guide For Murder.
Namun bagi penggemar thriller, menurutku buku ini layak dicoba.
Novel ini menyajikan kisah tentang dua dunia yang berbeda, Upper Earth dan Lower Earth, yang terpecah oleh sejarah dan konflik. Kisah dimulai dengan rencana pernikahan antara Raisa, seorang putri dari Upper Earth, dan Lein, seorang pangeran dari Lower Earth. Pernikahan ini diharapkan dapat menyatukan kedua dunia yang bertikai. Namun, kehadiran Nada, seorang pemberontak dari Lower Earth, mengacaukan rencana tersebut. Nada yakin bahwa pernikahan ini akan membawa bencana bagi Lower Earth.
Konflik semakin rumit ketika Raisa diculik dan Nayf, saudara kembar Nada, terlibat dalam pencarian. Pertemuan antara Raisa dan Nayf memicu perasaan yang tidak terduga, di tengah-tengah pergolakan politik dan ancaman perang.
Putra Mahkota ingin pengantinnya ditemukan, dan dia akan pergi ke ujung dunia untuk mencarinya.
Novel fantasi - fiksi ilmiah pertama dari S. K. Ali ini tidak mengecewakan. Kuakui aku bias. Fledgling adalah novel yang sangat aku rekomendasikan bagi penggemar fiksi ilmiah, terutama yang menyukai cerita dengan nuansa politik dan romansa halal.
Heir adalah spin off dari seri An Ember in the Ashes, berlatar dua puluh tahun setelah kejadian dalam buku sebelumnya. Novel ini kembali memperkenalkan karakter-karakter lama, seperti Quil, keponakan dari Permaisuri Helene, yang masih dibayangi oleh kekuasaan brutal ayahnya, Marcus Farrar saat ia bersiap mewarisi takhta. Tahir juga memperkenalkan karakter-karakter baru, termasuk Aiz, seorang yatim piatu dari Kegar yang berjuang demi bangsanya, serta Sirsha, seorang terbuang dari kaumnya, yang mengejar pembunuh anak-anak dengan sumpah magis.
Novel ini mengeksplorasi tema-tema kompleks tentang kesetiaan, perjuangan hidup, dan moralitas, terutama saat Aiz bertanya seberapa jauh ia dapat berkorban demi menyelamatkan rakyatnya dari kelaparan dan penindasan. Pengembangan karakter dalam cerita ini sangat terasa, dengan Sirsha yang bergulat dengan masa lalunya, dan Quil menghadapi tantangan kepemimpinan dengan rasa tanggung jawab yang membayang.
Bagi teman-teman yang belum membaca seri An Ember in The Ashes, aku menyarankan membaca serinya dulu yang terdiri atas 4 buku, karena Heir ini adalah kelanjutannya, yang garis waktunya mulai 20 tahun setelah A Sky Beyong The Storm. Sangat disayangkan apabila langsung membaca Heir karena banyak bocoran dari buku-buku sebelumnya. Walau begitu, bagi penggemar seri An Ember in the Ashes, Heir akan menjadi kelanjutan yang sangat memuaskan.
Sejak siniar kejahatan nyata asuhannya melejit dan membebaskan seorang pria yang tidak bersalah, Rachel Krall menjadi harapan terakhir bagi orang-orang pencari keadilan . Publik hanya mengetahui suaranya sehingga Rachel terkejut ketika ada seseorang yang menaruh catatan di kaca mobilnya untuk meminta bantuan Rachel.
Musim baru siniar Rachel telah membawanya ke Neapolis, sebuah kota kecil yang pendirian warganya terbelah dua oleh persidangan pemerkosaan yang mengusik semua pihak. Seorang pemuda yang yang diharapkan berkompetisi sebagai atlet renang unggulan di Olimpiade dituduh memperkosa cucu perempuan mantan kepala polisi Neapolis.
Sementara itu, Rachel terus-menerus menerima surat misterius. Ada seseorang yang mengikutinya dan tidak akan berhenti sampai dia menyelidiki apa yang terjadi pada Jenny Stills 25 tahun lalu. Gadis itu dinyatakan tewas karena tenggelam, tetapi surat-surat itu bersikeras bahwa Jenny dibunuh. Masa lalu dan masa kini mulai beririsan ketika Rachel mengungkapkan hubungan mengejutkan antara kedua kasus. Pengungkapannya akan mengubah arah persidangan dan kehidupan semua orang yang terlibat.
Setelah menyelesaikan The Trap, harapanku pada genre thriller mulai naik lagi, setelah bertahun-tahun tidak menemukan novel thriller yang kusukai. Dan The Night Swim pun makin menguatkan harapanku.
Momen paling kuingat dan mengharukan, ketika Rachel akhirnya berhasil menemui jaksa penuntut umum kasus yang sedang berjalan ini. Buku ini ditulis dengan sangat baik dan runut, bagaimana dua kasus yang terpisah 25 tahun bisa diselesaikan.
The London Eye Mystery adalah novel misteri remaja yang mengikuti kisah Ted dan kakaknya, Kat, dalam pencarian untuk menemukan sepupu mereka, Salim, yang hilang secara misterius. Ceritanya dimulai ketika mereka menaiki London Eye, sebuah kincir besar di kota London, dan Salim masuk ke dalam kapsul tetapi tidak pernah keluar.
Ted, yang digambarkan memiliki sindrom Asperger, menggunakan cara berpikirnya yang unik untuk membantu menyelesaikan teka-teki yang rumit ini. Melalui perspektif Ted yang jernih namun berbeda, pembaca diajak menyelami pola berpikir logis dan cermat yang membuatnya menjadi karakter istimewa. Bersama Kat, dia menelusuri petunjuk-petunjuk dan mencoba menyusun potongan-potongan puzzle untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi pada Salim.
Karena ini misteri remaja, narasinya cukup mudah diikuti. Penyelesaiannya buatku tidak terduga. Aku merekomendasikan buku ini untuk penggemar YA.
Novel ini mengisahkan tentang empat karakter utama, yaitu Alice, Felix, Eileen, dan Simon, yang berada dalam fase dewasa muda dengan berbagai persoalan eksistensial, cinta, dan persahabatan. Rooney menggunakan gaya narasi yang sama yang dipakainya di Conversation With Friends, tanpa tanda baca.
Dalam novel ini ada tambahan narasi melalaui surat elektronik antara karakter Alice dan Eileen. Alice dan Eileen, dua sahabat dekat, sering membahas ketidakpuasan mereka terhadap dunia dan impian tentang kehidupan yang lebih baik. Tokoh-tokoh ini digambarkan secara realistis, terkadang terkesan ironis, namun tetap menyentuh dengan pergulatan mereka terhadap arti kebahagiaan dan tujuan hidup.
Kuakui awalnya aku skeptis, setelah kecewa dengan Conversation With Friends. Namun ternyata persahabatan antara empat karakter utama disini terasa dalam dan menyentuh, terlebih di klimaksnya. Untuk penggemar literary fiction, aku merekomendasikan novel ini untuk kalian.
This Fatal Kiss terinspirasi dari cerita rakyat Slavia. Mengisahkan tentang Gisela, seorang nimfa air yang dikutuk menghantui sungai, yang mencari ciuman seorang manusia untuk mendapatkan kembali kemanusiaannya.
Dalam perjalanannya dia harus berurusan dengan Kazik, seorang pengusir setan. Kazik awalnya bertujuan untuk mengusirnya tetapi akhirnya tertarik ke dalam dunianya. Gisela dan Kazik membuat perjanjian, Gisela tidak akan membocorkan rahasia kalau Kazik kehilangan kekuatannya, jika Kazik berjanji membantunya menemukan orang yang dengan rela mencium Gisela.
Rencana mereka menjadi buyar ketika Kazik malah ikut jatuh cinta pada seorang pemuda yang ditargetkan oleh Gisela, Aleksey. Belakangan terungkap ternyata pemuda yang sama ada hubungannya dengan masa lalu Gisela.
Hal yang menarik disini adalah keusilan Gisela dan ekspresi kesal Kazik memberikan kontras yang menyenangkan. Romansa slow-burn mereka terasa alami dan tidak dipaksakan. Dan tentu saja dengan adanya Aleksey, ini adalah hubungan polyamory. Tidak umum, iya, tapi buat aku menyenangkan untuk dibaca, seperti Iron Widow karya Xiran Jay Zhao.
Bagi yang suka fantasi ringan dengan romansa polyamory, novel ini mungkin cocok untuk kalian.
Berlatar di Dublin, novel ini menyelami kehidupan Frances, seorang mahasiswa cerdas dan introspektif, dan Bobbi, mantan kekasihnya yang kini menjadi sahabat terbaik. Dunia mereka terbalik ketika mereka bertemu Melissa, seorang fotografer karismatik, dan suaminya yang misterius, Nick.Melissa adalah seorang fotografer dan penulis, sedangkan Nick adalah seorang aktor.
Ketika hubungan mereka berkembang, Frances mulai menjalin hubungan rahasia dengan Nick. Hubungan ini mempengaruhi persahabatannya dengan Bobbi, terutama karena mereka sering mengandalkan satu sama lain secara emosional. Sepanjang cerita, Frances bergulat dengan perasaan cemburu, ketidakpastian tentang identitas dirinya, dan dinamika kekuasaan dalam hubungan mereka berempat.
Jujur, aku kurang memahami apa yang ingin disampaikan oleh Sally Rooney disini. Aku pernah membaca literary fiction sebelumnya, dan tidak kesulitan mengikuti. Jadi mungkin memang buku ini bukan untukku.
Tahun 1986. Eddie dan teman-temannya hanyalah sekumpulan remaja. Mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan bersepeda di seputaran desa Inggris yang sepi dan mencari sumber kegembiraan yang bisa mereka dapatkan. Orang-orangan kapur menjadi kode rahasia mereka: figur-figur kecil kapur tulis yang mereka tinggalkan satu sama lain sebagai pesan rahasia.
Namun, pada suatu hari ... sebuah gambar orang-orangan kapur misterius menuntun mereka kepada sesosok mayat yang termutilasi.
Sejak saat itulah segala sesuatunya tidak sama lagi.
Tahun 2016. Eddie sudah dewasa dan berpikir dirinya telah melupakan masa lalu.
Ketika sepucuk surat datang melalui pos berisi sosok orang-orangan kapur, dan teman-temannya pun mendapat pesan yang sama, mereka mengira itu hanyalah keisengan belaka.
Ekspektasinya tidak tinggi ketika memulai novel ini, karena review di Goodreads kurang meyakinkan. Bagian awalnya memang terasa lambat. Namun ternyata ketika misterinya terbongkar di bab-bab akhir, remah-remah fakta dan informasi yang disebar penulis di sepanjang buku, terjalin semua.
Aku merekomendasikan ini untuk para penggemar thriller & misteri.
The Housemaid's Secret karya Freida McFadden adalah sekuel dari novel thriller psikologis The Housemaid. Novel ini mengisahkan Millie, seorang wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Setelah melalui serangkaian kejadian yang mencekam di buku pertama, Millie menerima tawaran untuk bekerja di rumah seorang pasangan kaya yang tampaknya memiliki rahasia gelap.
Millie kini bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk seorang ahli teknologi kaya dan istrinya yang tertutup. Namun, saat dia semakin dalam menggali peran barunya, Millie menemukan jaringan rahasia dan kebohongan yang mengancam untuk mengungkap fasad keluarga yang dibangun dengan hati-hati.
Karakter Millie yang cerdas dan pemberani membawa pembaca terlibat dalam konflik psikologis serta ketegangan. McFadden juga menyoroti tema kekerasan dalam rumah tangga dan bagaimana seseorang mencoba mencari kebebasan dari situasi berbahaya.
Meskipun beberapa pembaca mungkin menganggap plotnya agak mudah ditebak, narasi yang cepat dan karakter yang menarik membuat The Housemaid's Secret menjadi bacaan yang berharga bagi penggemar thriller psikologis.
Penutup seri Fuentes Brothers. Biasanya klo seri penutup ceritanya phenomenal, tapi gk berbeda dgn buku 2, Rules of Attraction. Yang paling bagus menurutku tetap buku 1 nya, Perfect Chemistry.
Nikki karakter yg menurutku kurang kuat, sedang Luis karakter yg solid. Kisah Luis-Nikki kurang believable, gk sekuat koneksi Alex-Brittany. Bahkan Carlos-Kiara msh lebih baik. Nikki menghabiskan waktu dgn meratap nasib & mempengaruhi org lain klo pendapatnya ttg semua cowok itu brengsek.
Tokoh2 di 2 buku sblmnya muncul semua, Alex, Brittany, Carlos, Kiara, dll. Ada twist yg kerasa kurang greget mengenai Luis.
The Atlas Complex merupakan salah satu rilis yang sangat aku nantikan, karena ini adalah penutup trilogi The Atlas yang dimulai dengan The Atlas Six.
Kembalinya Libby ke Perpustakaan Komunitas Alexandria dengan menciptakan lubang cacing dalam waktu menggunakan energi nuklir membuat rekrut lainnya berada dalam posisi yang riskan terhadap ancaman kematian. Kita akan bertemu kembali dengan para rekrut, Nico, Parisa, Callum, Reina dan Tristan yang di akhir The Atlas Paradox meninggalkan rumah arsip ke berbagai kota.
Sementara Penjaga Arsip, Atlas Blakely, juga mentor para rekrut, kemungkinan berhasil dengan rencananya untuk mengakhiri dunia yang mereka tahu. Ini adalah perlombaan siapa yang akan bertahan, seiring enam rekrut komunitas dihadapkan pada pertanyaan, apa yang akan mereka korbankan demi kekuatan yang tanpa batas dan siapa yang akan mereka hancurkan dalam prosesnya.
Lebih sedikit istilah ilmiah fisika di buku ini, lebih kepada dinamika hubungan antara keenam rekrut. Juga diperkenalkan enam anggota forum bentukan Ezra, tandingan dari 6 rekrut komunitas.
Ketika aku membaca The Atlas Six, buatku buku itu sangat memukau, karena jarang sekali aku membaca fiksi yang didalamnya ada fisikanya. Setiap karakter pun unik, dan aku langsung memuja dinamika hubungan dua fisikawan terpilih, Nico dan Libby.
Plot twist di buku penutup seri ini sungguh menghancurkan hatiku. Tidak menduga akan seperti ini Olivie membawa seri favoritku ini. Itulah alasan kenapa aku tidak memberi 5 bintang, seperti pada kedua buku pendahulunya.
Ini buku ketujuh Olivie yang aku baca, dan aku masih memberi buku ini 4 bintang dengan kelebihannya, menurutku pribadi. Begitu banyak filosofi hidup dan tingkah laku dasar manusia yang diselipkan dalam buku-bukunya, si Olivie ini, itulah yang paling menarik buatku.
Samantha Kingston mengalami kecelakaan mobil ketika pulang dari pesta Kent, bersama 3 sahabatnya, Lindsay, Elody & Ally. Namun ketika bangun keesokan harinya dia menemukan dirinya berada di pagi hari jumat, sebelum kecelakaan itu terjadi. Jadilah dia mengulang kembali hari jumat itu. Itu terjadi terus, setiap malam, entah seperti apapun malamnya berakhir, dia kembali ke pagu hari jumat. Apa yang sebenarnya terjadi? ADakah sesuatu yang seharusnya dia lakukan atau tidak dia lakukan?
Buku ini cukup bagus menurutku, untuk remaja, begitu banyak pesan yg terselip di dalamnya. Sayangnya belum ada terjemahan Bahasa Indonesia nya. Endingnya juga cukup mengharukan.
Effy Sayre selalu percaya pada cerita dongeng. Salah satu cerita yang dia percaya adalah Raja Peri. Buku Angharad (yang ditulis oleh Emrys Myrddin tentang gadis manusia yang jatuh cinta pada Raja Peri, lalu menghancurkannya) adalah favoritnya, hingga usang karena dibacanya berulang kali. Ketika pihak keluarga Myrddin mengumumkan sayembara untuk merancang ulang kediaman mendiang Myrddin, Effy merasa inilah takdirnya.
Namun Manor Hiraeth yang bobrok dan kuno adalah tugas yang mustahil, belum lagi penghuninya yang tidak bersahabat. Termasuk Preston Hèloury, mahasiswa literatur yang bertekad untuk mengungkap Myrddin sebagai penipu. Pada akhirnya Effy dan Preston menyatukan petunjuk-petunjuk dari peninggalan Myrddin, dan menemukan kebenaran.
Awalnya fokusku selalu lepas, karena alur buku yang sangat lambat di awal. Setelahnya, barulah terasa vibe misterinya, mengenai mendiang Emrys Myrddin dan masterpiece nya, Angharad. Ketika aku mencapai akhir buku, ada informasi yang membingungkan, sehingga aku harus googling apa artinya.
Untuk rancang bangun dunianya, kurang dijelaskan secara detil, lebih fokus ke cerita dongeng (di buku disebut mitos atau legenda) mengenai Raja Peri (Fairy King), yang juga tokoh utama dari Angharad, karya Emrys Myrddin. Ada tema feminist juga, dimana Effy berjuang di dunia yang memuja patriarki.
Untuk yang menyukai fantasi ringan dengan trope rivals-to-lovers dan tema feminist, bolehlah memberi buku ini kesempatan.
Pertama membaca urban fantasi juga membaca karya Cassie. Walau kurang suka dengan kedua tokoh utamanya, namun pembuka seri ini cukup menjanjikan, yang membuatku melanjutkan ke buku keduanya.
Ness yang berusia 19 tahun, tadinya berpikiran negatif terhadap teror oleh mahluk “Mimpi Buruk”– manusia yang berubah menjadi mahluk yang paling mereka takuti ketika mereka tidur dan bermimpi. Ness mampu melalui 2 usaha pembunuhan dan peledakan, dia akhirnya mampu berdamai dengan hal-hal yang paling ditakutimya.
Sayangnya, mahluk Mimpi Buruk bukanlah yang paling berbahaya di Newham. Ketika Hantu Mimpi Buruk (Nightmare Phantom) – monster yang mengubah manusia menjadi mahluk Mimpi Buruk – muncul, meminta Ness memberi bantuan lain (selain yang sudah dilakukan Ness di akhir buku pertama), Ness menyetujuinya, dengan syarat Ness diubah menjadi mahluk Mimpi Buruk. Ness memilih sendiri ingin menjadi mahluk apa, mahluk yang tahan peluru, kuat dan mampu hidup tanpa takut.
Namun ketika usaha Ness untuk memenuhi janjinya berjalan salah, semua hal menjadi kacau balau. Kali ini Ness tidak bisa lari dari masalah dan ketakutannya. Ness harus bisa mengatasi musuh yang paling berat baginya, yaitu dirinya sendiri.
Melanjutkan City of Nightmares, Cage of Dreams dibuka dengan Ness memulai mencari pekerjaan baru, setelah insiden dgn kultus Friends of The Restful Soul. Pekerjaan yang akhirnya didapatkannya membuatnya bertemu kembali dengan Nightmare Phantom.
Aku memberi 4 bintang, meskipun menurutku Cage of Dreams ini fantasi ringan yang cukup menyenangkan dibaca namun karakter Ness yang sangat egois dan mampu mengorbankan siapapun untuk mendapatkan semua keinginannya tidak dapat kubenarkan. Menyenangkan karena ada beberapa adegan dibumbui dengan humor gelap (kesukaanku). Walau karakter Ness seperti diatas namun banyak selipan pelajaran hidup dalam buku ini.
Di buku ke2 ini Salander menjadi tersangka utama pembunuhan 1 wartawan freelance, 1 mahasiswa ktiminologi & walinya sdr. Blomkvist percaya bahwa Salander kemungkinan besar tdk bersalah. Blomkvist melakukan investigasi tersendiri untuk mengungkap siapa sbnrnya yg membunuh 3 orh tsb.
Penyelidikan & cerita bergulir hingga mengungkap masa lalu Salander, mengungkap siapa sbnrnya ayah Salander hingga melibatkan polisi khusus Swedia.
Ceritanya berpusat pada Nora Davis, seorang dokter bedah sukses yang memiliki masa lalu kelam—ayahnya adalah seorang pembunuh berantai terkenal. Sejak kecil, Nora telah mencoba menjauhkan diri dari warisan gelap tersebut, bahkan mengganti identitasnya.
Namun, kehidupan normalnya mulai terguncang ketika serangkaian pembunuhan baru terjadi dengan modus yang mirip dengan cara ayahnya membunuh. Ketika salah satu korban terakhir adalah pasien Nora sendiri, semua kecurigaan mulai mengarah padanya. Dengan orang-orang di sekelilingnya yang mempertanyakan siapa dirinya sebenarnya, Nora harus menghadapi masa lalunya dan mencari tahu siapa yang mencoba menjebaknya.
Buku ketiga Freida yang kubaca dan ciri khasnya seperti biasa, misdirection. Pelaku peniru pembunuhan ayahnya 26 tahun silam baru terungkap di bab-bab akhir. Buat aku pelakunya tidak terduga. Aku merekomendasikan ini untuk penggemar thriller dan misteri.
Inez Olivera dibesarkan di lingkungan kalangan atas kota Buenos Aires, Argentina pada abad ke-19. Seperti kota lain, Buenos Aires pun menyimpan bekas sihir kuno yang telah lama terlupakan. Inez memiliki semua yang mungkin gadis muda inginkan, kecuali kebersamaan dengan orang tuanya, yang meninggalkan demi pekerjaan impian meraka di Mesir.
Ketika Inez menerima kabar kedua orangnya menghilang dan dianggap tewas, Inez meninggalkan Buenos Aires dan berlayar menuju Mesir. Inez membawa cincin emas, pemberian terakhir dari ayahnya, dengan harapan bertemu dengan pamannya yang menikah dengan wanita Mesir. Ines juga berniat mencari jawaban dibalik menghilangnya kedua orang tuanya.
Aku mengharapkan petualangan ala The Mummy, dimana tim arkeologis mencari barang-barang peninggalan raja Mesir (Firaun) di situs pemakaman. Namun dari awal sudah terasa alur yang lambat dan berputar-putar. Selain itu aku merasa penulis memfokuskan alur pada Inez dan Whit, yang kurasa kurang terkoneksi dan chemistry antara mereka kurang terbangun dengan baik, dibanding alur Inez mencari apa yang sebenarnya terjadi pada orang tuanya.
Cukup menarik sebenarnya begitu mencapai pertengahan, pembaca diberikan informasi sejarah mengenai Firaun terakhir, Cleopatra. Dengan latar Mesir di tahun 1880an dimana setelah runtuhnya Ottoman, dibawah kekuasaan Inggris.
Untuk yang menyukai fiksi sejarah dengan vibe The Mummy, mungkin bisa memberi buku ini kesempatan.
Vanessa Mazur tidak mau merasa bersalah karena berhenti dari pekerjaannya, karena dia tahu dia melakukan hal yang benar. Pekerjaan sebagai asisten personal dari salah satu pemain defensif Organisasi Nasional Football seharusnya hanya sementara.
Vanessa punya rencana untuk hidupnya, dan salah satunya bukan mengurus cucian dari Aiden Graves yang tidak pernah menyapanya selamat pagi, menyelamatinya apabila kerjaannya bagus, atau mengucapkan selamat ulang tahun. Sang legenda “The Wall of Winnipeg” memang dipuja semua orang, tapi Vanessa merasa sudah cukup.
Namun ketika Aidan Graves muncul di depan pintu apartemennya, memohon supaya Vanessa kembali bekerja kepadanya, Vanessa benar2 terkejut. Terlebih Aidan memberinya penawaran yang terlalu bagus untuk ditolak. Akankah Vanessa menolaknya?
Buku pertama karya Mariana Zapata yang dijuluki The Queen of Slowburn. Awaknya aku merasa bosan, buku ini terlalu banyak kata-katanya, yang menurutku bisa dipersingkat. 460 halaman kurasa terlalu tebal untuk sebuah novel romance. Singkatnya terlalu slow burn untuk seleraku.
Aku juga bermasalah dengan tokoh utama wanitanya. Vanessa karakter yg sulit untuk disukai. Okay dia mengalami masa tumbuh besar yang sulit, dengan ibu yang alkoholik dan kakak-kakak perempuan tukang tindas. Tapi tidak menjadi pembenaran dia menyebut manager maupun teman Aiden dengan julukan kasar dan berpikiran yang terburuk pada hampir semua orang disekitarnya. Dan aku lelah setiap kali Vanessa berulang-ulang mengatakan Aiden tidak akan tertarik padanya dengan berbagai alasan. Jadi mengingatkanku pada Spanish Love Deception yang juga tidak begitu aku nikmati.
Spicy scene nya harus kuakui menjadi nilai lebih, yang kemungkinan besar banyak pembaca yang menyukai buku ini, atau menyukai karya Mariana Zapata secara umum. Bagi penggemar romance, khususnya slow burn buku ini layak dicoba.
Setahun yang lalu, Nicki, adik Lucy, pergi untuk menemui temannya di bar di Dublin, namun tidak pernah sampai di rumah. Nicki adalah wanita ketiga yang menghilang di Dublin, membuat hidup Lucy dalam ketidakpastian, apakah adiknya masih hidup atau sudah tewas. Jadi Lucy memutuskan untuk menyelidiki sendiri apa yang menimpa Nicki.
Angela bekerja sebagai staf sipil di unit Orang Hilang dan berkeinginan untuk mengabdi seutuhnya di kepolisian Irlandia. Dengan terhentinya penyelidikan para wanita yang menghilang, Angela mulai menghubungkan jejaring kasus yang bisa menjadi titik terang kasus tersebut.
Awalnya ketika cek goodreads mengenai judul ini, agak skeptis karena ratingnya tidak tinggi. Namun sungguh di luar dugaan karena sudah lama aku tidak membaca thriller mengenai pelaku serial yang seseru dan sebagus ini.
Aku memberi 4 bintang karena bagiku endingnya kurang closure/penutup, sehingga pembaca mereka-reka sendiri. Namun aku sangat merekomendasikan buku ini bagi para penggemar thriller.
Violet Sorrengail seharusnya masuk ke Quadran Penulis, hidup tenang diantara buku dan sejarah kerajaan. Namun ibunya, yang merupakan Jendral Komando, menyuruh Violet untuk masuk ke kelompok elit Navarre, yaitu penunggang naga.
Tapi untuk Violet yang penderita sakit kronis, kematian sangat dekat. Latihannya untuk masuk Akademi Perang Basgiath baru dimulai enam bulan lalu, sedang kandidat lain memulai latihan sejak lama. Terlebih naga tidak menjalin ikatan dengan manusia yang lemah, mereka membakarnya.
Dengan makin sedikitnya naga yang mau menjalin ikatan dengan kandidat, banyak yang ingin melenyapkan Violet demi kesempatan untuk penunggang naga. Belum lagi yang ingin membunuhnya karena statusnya sebagai anak Jendral, seperti Xaden Riorson, pemimpin Wing yang kuat dan kejam di Kuadran Penunggang Naga.
Mira, kakak Violet yang juga penunggang naga berpesan pada Violet untuk mendekati Dain Aetos, teman masa kecil Violet yang ternyata pemimpin Squad, Seksi Api, di Wing pimpinan Xaden.
Akhirnya, aku mengikuti yang sedang hype