Entah kenapa Cassie memang pintar mengemas trilogi di buku finalnya. Bagaimana Clary merenung di depan danau dan memikirkan semua yang dia alami, ibunya, kakaknya yang tidak pernah dikenanya, juga Simon.
Quote dari Jem yang akan kuingat sepanjang masa :
“Forever doesn't make loss forgetable, only bearable”.
Oh, edningnya.... Bagaimana Cassie menyelesaikan cinta segitiga, yang juga kurang aku sukai apabila penulis menyertakan cinta segitiga. Aku membaca epilog hingga berkali-kali karena sungguh membuat hatiku teremas-remas namun sekaligus bahagia.
Walau resensi menjanjikan namun sayang sekali eksekusi tidak sejalan. Aku bingung fokus dan arah cerita akan dibawa kemana.
Akhir yg agak menggantung, ternyata masih lanjut ke seri trials of apollo hohoho. sama aj nih om rick sama aunty cassandra clare, pembaca “dijebak” di dlm dunia fantasi mereka & susah move on.
Serapio, perwujudan kelahiran kembali Dewa Gagak, dan dinobatkan sebagai Raja Gagak, kini memerintah Tova. Namun musuh menghimpun kekuatan untuk melawannya, baik di kota yang jauh dan dalam kota Tova sendiri, seiring dengan rencana para pemimpin wanita klan-klan untuk menggulingkannya. Jauh di lorong Maw, ramalan baru tercipta, kali ini dari Dewa Dubuk, Serapio akan sial apabila tidak ramalan itu tidak terpenuhi.
Xiala terbawa kembali bersama kaumnya Teek, bersamaan dengan penaklukan Teek. Xiala adalah harapan terakhir kaumnya. Namun dengan laut yang tidak berkomunikasi dengannya lagi seperti dahulu, Xiala harus berkorban untuk menggunakan kekuatannya dan menjadi Ratu Teek sejati.
Jauh di utara gurun, Naranpa, perwujudan Dewa Matahari, berusaha mencari cara untuk menyelamatkan Tova dari visi dalam mimpinya. Namun kini mimpinya dibayangi oleh Dewa Jaguar, yang juga memburu Naranpa.
Ekspektasi aku untuk penutup seri ini cukup tinggi, karena ini salah satu favorit aku. Seperti biasa di penutup seri, ada saja momen “kehilangan” dan sebagai pembaca harus menerima penutup yang realistis ini.
Elizabeth Zott terbiasa terluka sejak muda. Meskipun diremehkan, difitnah, dilecehkan, dan dijegal langkahnya oleh para lelaki di laboratoriumnya, Elizabeth Zott terus bertekad membuktikan bahwa dia kimiawan berbakat. Tak ada yang mendukungnya, kecuali Calvin Evans, si genius pendendam yang disegani semua orang.
Akan tetapi, hidup tak pernah berhenti memberi kejutan. Apron menggantikan jas laboratorium, panci menggusur tabung reaksi. Siapa sangka perempuan itu akan menjadi bintang acara masak paling populer di Amerika?
Berisi kisah tentang Elizabeth Zott, seorang ahli kimia perempuan di era 1960-an yang penuh dengan diskriminasi gender. Meskipun jenius, Elizabeth dipecat dari pekerjaannya dan dianggap tidak pantas berada di laboratorium.
Namun, Elizabeth tidak menyerah. Ia menemukan cara baru untuk berbagi pengetahuannya tentang ilmu kimia dengan menjadi bintang acara memasak di televisi. Dalam acara tersebut, Elizabeth tidak hanya mengajarkan resep-resep lezat, tetapi juga menyisipkan pelajaran tentang ilmu kimia dan pentingnya kesetaraan gender.
Liwei begitu dekat tetapi terasa jauh dari jangkauan. Wenzhi telah membuat kesalahan tak termaafkan, tetapi terus saja menyerbu benteng yang Xingyin dirikan untuk melindungi hatinya.
Namun, tidak ada waktu untuk mengurus romansa ketika pertempuran kedelapan alam untuk memperebutkan semesta sudah mengadang. Sekutu berkhianat, musuh bersiasat.
Beberapa buku memang bukan seleraku termasuk seri Celestial Kingdom ini.
Untungnya sekarang ada tempat pinjam/sewa buku-buku terjemahan, di Perpus Berjalan. Jadi buku-buku yang masih ragu bakal suka atau tidak, bisa pinjam saja, tidak perlu beli, bisa berhemat banyak.
Hotel legendaris itu muncul tiba-tiba pada tengah malam dan kembali menghilang pada tengah malam berikutnya, terkenal sebagai satu-satunya tempat di dunia yang menjanjikan sihir memukau yang tak terbayangkan. Undangan hanya diperuntukkan bagi mereka yang kaya, dan dibagikan secara acak kepada mereka yang beruntung, dengan syarat bahwa setelah dua minggu menginap, semua ingatan mereka tentang hotel itu akan lenyap, hanya menyisakan sensasi bahagia yang meluap-luap. Yang tersebar hanya gosip simpang siur mengenai apa yang terjadi di dalam.
Tahun ini, Hotel Magnifique membuka lowongan dan Jani, yang selama ini hidup miskin, tergiur akan kesempatan langka itu. Dia perlu memberikan kehidupan yang lebih baik bagi adilnya dan dia tidak keberatan untuk bekerja keras.
Sayangnya, ketika mencoba masuk untuk mencari tahu, hotel itu menolak, membarikade diri dengan dinding tak tertembus bagi mereka yang tak memiliki undangan ataupun kontrak kerja. Jani pun bertekad untuk lolos wawancara.
Aku memberi 3 bintang, yang seharusnya 2 bintang, untuk covernya yang cantik. Cerita, rancang-bangun dunia dan sistem magis tidak jelas dan tidak semenjanjikan blurb nya.
End of the Line adalah layanan telepon yang akan membantumu kembali menemukan harapan dalam hidup. Para sukarelawan di sana akan mendengarkan segala keluh kesah dan permasalahanmu, membiarkanmu mencurahkan isi hati hingga kau bisa kembali merasa lebih baik.
Namun bukan itu tujuan Laura bergabung menjadi sukarelawan. Dia tidak ingin memberikan harapan kepada para peneleponnya. Dia tidak ingin mereke menyadari bahwa hidup mereka sungguh berharga. Dia hanya ingin mereka semua mati. Dia membujuk mereka untuk bunuh diri.
Buku kedua John Marrs yang aku baca dan kuakui yang ini lebih baik dibanding When You Disappeared. Berada di dalam kepala Laura bukanlah hal yang menyenangkan, juga plot twist yang menurutku tidak terlalu kompleks, karena dari awal kita sudah menduga ada sesuatu yang tidak beres pada Laura. Namun cara penulisan buku ini cukup runut dan mudah untuk diikuti dan dimengerti.
Untuk aku, sepertinya tidak terlalu cocok dengan buku-buku John Marrs, namun untuk judul The Good Samaritan ini cukup layak dicoba dibanding When You Disappeared.
Ketika Edie Ledwell, dalam keadaan panik dan awut-awutan, muncul di kantor biro detektif serta meminta berbicara dengannya, Robin Ellacott tidak yakin bagaimana harus menangani situasi tersebut. Edie, kokreator kartun populer The Ink Black Heart, dipersekusi oleh sosok online misterius yang menggunakan nama samaran Anomie. Dia ingin mengetahui identitas Anomie yang sebenarnya. Robin memutuskan bahwa biro detektif mereka tidak dapat membantu Edie—dan Robin tidak memikirkannya lagi hingga beberapa hari kemudian dia membaca berita mengejutkan bahwa Edie Ledwell telah dibunuh di Highgate Cemetery, lokasi The Ink Black Heart. Robin dan partner bisnisnya, Cormoran Strike, terseret dalam upaya keras mengungkap identitas sejati Anomie. Namun, dunia daring yang kompleks dan ruwet penuh nama alias, sementara kepentingan bisnis serta konflik keluarga mesti dihadapi, Strike dan Robin terlibat kasus yang menguji kemampuan deduksi mereka... dan mengancam keberlangsungan hidup serta penghidupan mereka. Misteri yang cerdas dan menegangkan. The Ink Black Heart adalah karya Robert Galbraith yang membuktikan kekuatan, keterampilan, dan kecerdikannya.
Kalau Percy Jackson & the Olympians teinspirasi mitos dewa2 Yunani maka seri Heroes of Olympus menambahkan mitos dewa2 Romawi. Alurnya spt biasa penuh petualangan hidup-mati. Sbnrnya berharap Mr Riordan di novel2 berikutnya memakai ide lain, selain memakai mitos dewa2 Yunani, Romawi, Mesir ataupun nordic.
Trilogi kedua, dibaca setelah seri The Infernal Devices. Aku masih menyukai Simon, dan Isabel tokoh yang lebih mudah disuaki dibanding Clary.
4 stars, because I don't really like the ending. I always want to Rose & Dimitri end up together, but just like Adrian said, Rose left many collateral damage. Rose left Adrian broken hearted, Eddie with spot record of subordination & Sidney with the consequence from her Alchemist group because helped her run. It turns out those 3 peoples I mention earlier, along with Jill will have their own stories told on spin-off, the Bloodline series.
Like I said, I've always wanted Rose & Dimitri end up together since I started the series, but when Adrian involved with Rose then, I'm not sure anymore. Turns out I really like Adrian , and what Rose did to him was indeed unforgivable. I mean, Rose still aching for Dimitri & she jumped at the first chance once she knew there is a way to restore Dimitri from being a strigoi. By that point I wish she had let go Adrian, don't use his affection or money to save Dimitri.
But overall I was entertained because the book reminded of the first book were, funny, so many humor & witty comments along the way. Except the last part of the book of course.
Di planet Arrakis, kisah seorang pemuda bernama Paul Atreides bermula. Ayah Paul ditunjuk oleh Imperium sebagai penguasa di planet gurun tersebut yang juga dikenal dengan nama Dune itu. Meski bukan merupakan tempat yang nyaman untuk tinggal, Arrakis punya rempah berharga yang diperebutkan di seluruh jagat raya.
Namun, ini adalah perangkap politik, karena Klan Harkonnen berencana merebut kembali kekuasaan mereka dengan cara licik. Maka ketika Klan Atreides dikhianati, kehancuran keluarganya membuat Paul harus menempuh perjalanan menjemput takdir menuju padang pasir.
Cerita ini berlangsung di masa depan yang jauh di planet padang pasir bernama Arrakis, yang juga dikenal sebagai Dune. Planet ini menjadi pusat dari politik dan perebutan kekuasaan karena menjadi sumber utama melange atau rempah, zat yang sangat berharga dan memungkinkan perjalanan antar bintang serta memperpanjang umur manusia.
Paul Atreides, yang telah dilatih dalam berbagai ilmu bela diri, strategi politik, dan kemampuan mistis Bene Gesserit dari ibunya, Lady Jessica, menghadapi takdirnya sebagai “Kwisatz Haderach” yang diramalkan, seorang mesias yang akan membawa perubahan besar.
Untuk sebuah karya klasik versi terjemahan Indonesia sangat mudah diikuti. Untuk seleraku perpindahan POV antarkarakter agak membingungkan, itulah kenapa aku memberi 4 bintang. Ini bukan hanya sebuah karya fantasi atau fiksi ilmiah saja namun juga kental dengan intrik politik dan strategi.
Meski baru berumur 17 tahun, Julie sudah punya rencana hidup yang tersusun rapi. Yang paling penting adalah pindah dan berkuliah di kota lain bersama pacarnya, Sam. Namun, Sam meninggal... dan segalanya berubah.
Julie hancur lebur. Dia berjuang melupakan Sam serta kejadian tragis yang menewaskan cowok itu. Dia ingin sekali merasakan lagi kehadiran Sam dan mendengar suara cowok itu. Sampai suatu ketika, di tengah keputusasaannya, dia menghubungi ponsel Sam.
Lalu, Sam menjawab telepon itu....
Julie tahu ini seharusnya mustahil, tapi suara yang didengarnya memang suara Sam. Tak ada yang bisa menjelaskan, Sam pun tidak. Keajaiban ini memberinya kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal.
Kuakui, awalnya aku agak sinis dengan YA ini. Dan aku tidak menyesal mencobanya karena ternyata cerita ini lebih baik dari yang kukira. Walau ada elemen surreal (biasanya aku tidak cocok dengan ini), dimana Julie bisa berkomunikasi dengan Sam walau Sam sudah tiada, menurutku Dustin menulisnya dengan baik.
Dari sana, cerita berkembang dengan bagaimana Julie berusaha menghadapi rasa kehilangan dan bergerak maju, sambil memanfaatkan kesempatan berharga untuk mengobrol dengan Sam. Novel ini menggambarkan proses berduka yang menyentuh dan penuh perasaan dengan cara yang unik.
Elodie tidak pernah memimpikan istana mewah atau pangeran tampan. Besar di tengah lingkungan yang kelaparan, membantu rakyat Inophe bertahan hidup setiap musim dingin adalah keinginan terdalamnya. Ketika sebuah lamaran yang ditukar dengan kekayaan untuk menyelamatkan Inophe ditawarkan, dia menerima tanpa ragu. Menjejakkan kaki di Kerajaan Aurea yang berkilauan, Elodie dengan cepat terpesona oleh keindahan alam—dan tunangannya, Pangeran Henry.
Keraguan mulai menusuk pikiran Elodie saat keganjilan demi keganjilan terlihat di setiap sudut Aurea: Seorang wanita muda muncul dan menghilang dari menara kastil. Parade obor berkelok-kelok melintasi pegunungan—berikut tanda yang tertinggal di sudut kerajaan. Terlambat, dia menemukan bahwa kemakmuran Aurea dibeli dengan harga mahal—setiap musim panen, kerajaan mengorbankan putri-putrinya untuk naga yang lapar. Tentu saja Elodie adalah pengorbanan selanjutnya!
Ratusan wanita dikorbankan selama berabad-abad. Meski begitu, darah mereka berdenyut dengan kekuatan dan ingatan, pengalaman mereka adalah kunci kelangsungan hidup Elodie. Terpaksa berjuang, Elodie menggunakan akalnya untuk mengalahkan naga, mengungkap masa lalu Aurea, dan menyelamatkan masa depan kerajaan barunya.
Ini pertama kalinya membaca karya Evelyn Skye. Menurutku ada begitu banyak plothole pada alur waktu dan rancang bangun dunianya. Belum termasuk sistem magis yang menurutku kurang jelas. Namun untuk penggemar fantasi petualangan, buku ini layak dicoba.
Ada yang terasa salah dalam kehidupan Meghan. Ia tak pernah merasa nyaman di rumah maupun di sekolah.
Saat ada yang mulai mengamatinya dari kejauhan, dan sahabatnya yang jahil tiba-tiba menjadi sangat protektif terhadapnya, Meghan merasa semua yang ia ketahui akan segera berubah. Namun ia tak pernah menduga bahwa dirinya adalah putri raja faery, dan ia akan menjadi pion dalam perang antar faery.
Kini Meghan harus memutuskan sampai sejauh mana ia rela berkorban demi menyelamatkan orang yang sangat ia sayangi, menghentikan makhluk jahat yang tak sanggup dihadapi para faery dan mendapatkan cinta seorang pangeran muda yang justru hendak membunuhnya.
Apabila aku membaca ini 7 tahun yang lalu, masa novel YA sedang hype, mungkin aku bisa memberi 4 bintang. Namun sepertinya aku sudah jauh melampaui umur YA. Namun buat kalian yang menyukai YA fantasi mengenai faery, pembuka seri ini layak dicoba.
Sendirian dan ketakutan, Xingyin-putri Dewi Bulan-terpaksa kabur dari rumah karena keberadaannya tidak boleh diketahui, terutama oleh Kaisar dan Permaisuri kayangan yang teramat membenci orang tuanya. Namun, tepat di Kerajaan Kayangan-lah Xingyin terdampar dan menyembunyikan jati dirinya, hingga akhirnya menjadi teman belajar sang Putra Mahkota, Liwei.
Berada di tengah-tengah musuh, Xingyin hanya ingin bertahan hidup. Menguak kekuatannya sendiri sebagai pemanah hebat, Xingyin terjun dalam misi-misi penyelamatan dunia yang mengancam nyawa, didampingi kapten Pasukan Kayangan yang terkenal, Wenzhi. Semua itu demi mendapatkan karunia dari Kaisar agar ibunya bisa dibebaskan dari hukuman kurungan kekal di Bulan.
Entah kenapa polaku hampir selalu sama, FOMO pada seri hype namun tidak memenuhi ekspektasiku. Dimulai dari cinta-segitiga, tokoh utama wanita yang plin-plan, pun diikuti oleh tokoh love-interest yang agak red flag buatku.
Aku membaca ulasan goodreads buku keduanya lebih baik. Jadi aku masih akan memberi kesempatan untuk membaca sekuel seri ini.
Setelah dipermalukan secara publik oleh Andy dan Crystal, Ellie melarikan diri ke luar negeri! Lebih tepatnya, Ellie mengikuti trip studi ke Inggris. Dia tidak peduli dengan prestasi akademis, tujuan utamanya adalah mendapatkan cowok Inggris menawan untuk menutup mulut semua orang yang mengolok-oloknya.
Ellie nyaris pingsan ketika seorang cowok Inggris benar-benar tertarik kepadanya. Will tampan, kaya, dan sangat gentleman. Dia sempurna. Demi mendekati Will, Ellie meminta bantuan Dev dengan syarat Ellie akan membantu Dev mendekati Sage, cewek kutu buku yang menjadi teman sekamar Ellie.
Di tengah kesibukannya mendekati Will dan belajar mati-matian bersama teman-teman barunya, Ellie menyadari dia memiliki lebih banyak kelebihan daripada yang dia kira. Kini dia bertanya-tanya, apakah Will pacar yang tepat untuknya?
Sungguh novel yang melatih kesabaran karena tokoh utamanya begitu egois, buta dan yang dipikirkan hanya cowok, cowok dan cowok saja. Nilai plus hanyalah akhir yang menurutku baik, walau gampang tertebak. Biasa dalam novel YA.
Hanna Donnelly, putri kapten Stasiun Portal Heimdall. Nik, putra dari keluarga kriminal. Hanna dan Nik terpaksa bekerja sama demi menyelamatkan rumah mereka. Sementara itu Kady Grant bersama Hypatia tengah mendekati Heimdall, membawa berita invasi Kerenza.
Terjadi malfungsi di lubang cacing Heimdall. Tak lama, sepasukan penyerang menyerbu Stasiun Heimdall. Akan tetapi, satu persatu masalah muncul silih berganti, dan para penyerang semakin brutal.
Namun, Hanna dan Nik bukan hanya bertarung demi hidup mereka sendiri. Mereka bertarung demi mereka yang ada di Heimdall, Hypatia, dan bahkan mungkin semesta.
Sejujurnya aku sudah lupa alur cerita Illuminae, buku pertamanya. Namun dibahas sekilas di buku ini, bagaimana BeiTech menginvasi koloni ilegal Kerenza, kemudian Hypatia membawa para pengungsi yang selamat dari invasi menuju Stasiun Portal Heimdall. Setelah cek kembali reviewku di goodreads, aku hanya memberi 3 bintang, karena saat aku membacanya dulu, format penyajian novel ini membingungkan untukku.
Harapanku ketika memulai Gemina jadinya tidak tinggi, kebetulan akupun meminjam ini dari perpustakaan. Namun sungguh diluar dugaan Gemina ini seru dan aku menyukainya.
Awalnya memang perlu waktu untuk menyesuaikan dengan gaya penceritaan, namun sungguh sangat kurekomendasikan bagi penyuka fiksi sains.
Pada 1927, Shanghai berada di ambang revolusi.
Usai tepergok oleh sepupunya saat sedang bersama Roma sehingga terpaksa membunuh demi melindungi nyawa kekasihnya, Juliette ibarat berada di ujung tanduk. Satu kesalahan saja, maka sang sepupu akan merebut kedudukannya sebagai pewaris takhta Geng Merah. Sementara itu, Roma yang dilanda duka akhirnya berjanji untuk menagih utang nyawa dengan membunuh gadis yang dulu dia cintai itu.
Lalu, ada monster baru yang membuat Roma dan Juliette lagi-lagi terpaksa harus mengesampingkan dendam demi menyelamatkan kota. Seakan-akan masalah masih belum cukup pelik, rakyat Shanghai yang sudah muak dengan keadaan mulai bergerak menentukan nasib mereka sendiri. Kaum nasionalis berderap maju dan memanas-manasi massa, alhasil pengaruh gangster kian hari kian nihil saja. Selagi melindungi diri dan kubu masing-masing dari serangan monster serta turbulensi politik, Roma dan Juliette lupa bahwa tantangan terberat bagi keduanya adalah menjaga hati dari satu sama lain—karena jika mereka gagal, takkan ada lagi yang tersisa bagi keduanya.
Melanjutkan seri ini karena ada beberapa bagian di buku pertama yang menurutku lumayan lucu, bagaimana dinamika hubungan antara Juliette & Roma. Kebetulan dapat pinjaman juga. Penutupnya menurutku soludo yang terbaik untuk mengakhiri seri ini. 3 1/2 bintang, dibulatkan menjadi 4 bintang.
Rumah di Mango Street berkisah tentang Esperanza Cordero, gadis Latina muda yang dibesarkan di Chicago, tentang kehidupan sehari-hari para penghuni Mango Street yang beraneka ragam, dan bagaimana Esperanza menemukan dirinya. Diceritakan dalam kisah pendek-pendek (vinyet), buku ini memberikan gambaran tentang masa kanak-kanak yang sering kali polos dan menggembirakan, tapi bisa juga sedih dan bahkan menyakitkan.
Membaca buku ini karena cukup hype. Gaya menulis miss Cineros agak berbeda, namun aku lumayan suka dengan hasil terjemahanannya dipadu dengan bab-bab pendek yang mudah dibaca cepat, cukup layak untuk 3 bintang.