FBI agent Christine Prusik races to track down a serial killer who leaves a peculiar mark on his victims. Forensic anthropologist Christine Prusik has a knack for solving the most unusual cases – and for bending the rules in the process. When the bodies of young women start appearing in the caves of Indiana and Illinois, Christine immediately jumps into action. But her Chicago field office is undergoing a reorganization, and the boys’ club at the top seem more interested in getting all the paperwork in order than solving the murders. Christine isn’t going to let a little red tape stop her, and when she discovers that all the bodies contain the same mysterious pin-sized bruise on the back of their necks, she realizes she’ll have to confront her own inner demons to find the killer.
FBI agent Christine Prusik races to track down a serial killer who leaves a peculiar mark on his victims. Forensic anthropologist Christine Prusik has a knack for solving the most unusual cases – and for bending the rules in the process. When the bodies of young women start appearing in the caves of Indiana and Illinois, Christine immediately jumps into action. But her Chicago field office is undergoing a reorganization, and the boys’ club at the top seem more interested in getting all the paperwork in order than solving the murders. Christine isn’t going to let a little red tape stop her, and when she discovers that all the bodies contain the same mysterious pin-sized bruise on the back of their necks, she realizes she’ll have to confront her own inner demons to find the killer.
Novel ini mengisahkan Vera Wong, seorang wanita lanjut usia yang menjalankan kedai teh di Chinatown, San Francisco. Suatu hari, dia menemukan mayat di tokonya dan, karena kurang percaya pada polisi, memutuskan untuk menyelidikinya sendiri.
Buku pertama Jesse yang aku baca. Menurutku, ceritanya memang gabungan antara komedi dan misteri, namun agak kurang masuk akal saja karena disini digambarkan polisi di San Francisco kurang kompeten. Banyak hal yang terlalu disepelekan untuk sebuah penemuan mayat.
Aku banyak membaca banyak review positif dari karya Jesse. Namun, sepertinya aku memang kurang cocok dengan karya Jesse.
Novel ini mengisahkan Vera Wong, seorang wanita lanjut usia yang menjalankan kedai teh di Chinatown, San Francisco. Suatu hari, dia menemukan mayat di tokonya dan, karena kurang percaya pada polisi, memutuskan untuk menyelidikinya sendiri.
Buku pertama Jesse yang aku baca. Menurutku, ceritanya memang gabungan antara komedi dan misteri, namun agak kurang masuk akal saja karena disini digambarkan polisi di San Francisco kurang kompeten. Banyak hal yang terlalu disepelekan untuk sebuah penemuan mayat.
Aku banyak membaca banyak review positif dari karya Jesse. Namun, sepertinya aku memang kurang cocok dengan karya Jesse.
Cerita ini berlatar di dunia pasca-revolusi di mana para penyihir, yang dulunya berkuasa, kini diburu tanpa ampun. Tokoh utama, Rune Winters, adalah seorang penyihir yang menyembunyikan identitasnya dengan berpura-pura menjadi sosialita dangkal di siang hari, sementara pada malam hari ia berperan sebagai "Crimson Moth", seorang vigilante yang menyelamatkan sesama penyihir dari eksekusi. Konflik utama muncul ketika Rune mendekati Gideon Sharpe, seorang pemburu penyihir terkenal, untuk mendapatkan informasi penting, tanpa menyadari bahwa Gideon juga memiliki agenda tersembunyi terhadapnya.
Buku kedua Kristen yang aku coba setelah The Last Namsara. Untuk sebuah romantasy, aku cukup menikmati buku ini. Aku merekomendasikan buku ini untuk para penggemar fantasi maupun romantasi.
Cerita ini berlatar di dunia pasca-revolusi di mana para penyihir, yang dulunya berkuasa, kini diburu tanpa ampun. Tokoh utama, Rune Winters, adalah seorang penyihir yang menyembunyikan identitasnya dengan berpura-pura menjadi sosialita dangkal di siang hari, sementara pada malam hari ia berperan sebagai "Crimson Moth", seorang vigilante yang menyelamatkan sesama penyihir dari eksekusi. Konflik utama muncul ketika Rune mendekati Gideon Sharpe, seorang pemburu penyihir terkenal, untuk mendapatkan informasi penting, tanpa menyadari bahwa Gideon juga memiliki agenda tersembunyi terhadapnya.
Buku kedua Kristen yang aku coba setelah The Last Namsara. Untuk sebuah romantasy, aku cukup menikmati buku ini. Aku merekomendasikan buku ini untuk para penggemar fantasi maupun romantasi.
Cerita ini mengikuti perjalanan Phoebe Stone, berusia 40 tahun, yang baru saja bercerai dengan suaminya. Suaminya sudah nelanjutkan hidup dengan koleganya di tempatnya bekerja. Setelah mengalami berbagai kesulitan ini, dia memutuskan untuk menginap di Cornwall Inn di Newport, Rhode Island.
Tanpa disangka, ia mendapati dirinya terlibat dalam persiapan pernikahan mewah yang berlangsung selama seminggu, yang mengubah rencananya dan membawanya pada refleksi diri yang mendalam.
Tadinya aku dalam fase reading slump, namun di luar dugaan The Wedding People mampu membawaku keluar dari reading slump. Aku menyukai dinamika hubungan antar tokohnya.
Beberapa mungkin menganggap Phoebe ini pahit & terlalu depresi. Namun aku bisa merasakan koneksi dengan Phoebe yang mengalami perceraian yang traumatis.
Cerita ini mengikuti perjalanan Phoebe Stone, berusia 40 tahun, yang baru saja bercerai dengan suaminya. Suaminya sudah nelanjutkan hidup dengan koleganya di tempatnya bekerja. Setelah mengalami berbagai kesulitan ini, dia memutuskan untuk menginap di Cornwall Inn di Newport, Rhode Island.
Tanpa disangka, ia mendapati dirinya terlibat dalam persiapan pernikahan mewah yang berlangsung selama seminggu, yang mengubah rencananya dan membawanya pada refleksi diri yang mendalam.
Tadinya aku dalam fase reading slump, namun di luar dugaan The Wedding People mampu membawaku keluar dari reading slump. Aku menyukai dinamika hubungan antar tokohnya.
Beberapa mungkin menganggap Phoebe ini pahit & terlalu depresi. Namun aku bisa merasakan koneksi dengan Phoebe yang mengalami perceraian yang traumatis.
Pada tahun 1975, di kota kecil Monta Clare, Missouri, gadis-gadis mulai menghilang. Joseph "Patch" Macauley, seorang remaja berusia 13 tahun yang lahir dengan satu mata, menyelamatkan seorang gadis dari serangan, namun kemudian diculik oleh pelaku. Selama penahanannya, Patch bertemu dengan Grace, seorang gadis misterius yang menemaninya dalam kegelapan. Setelah berhasil melarikan diri, Patch terobsesi untuk menemukan Grace, yang tampaknya telah menghilang tanpa jejak. Pencariannya berlangsung selama beberapa dekade, mengubah hidupnya dan orang-orang di sekitarnya.
Novel ini rentang waktu kisahnya 30 tahunan. Buatku waktu yang diperlukan untuk pembeberan fakta dan pengungkapannya terlalu lama dan lambat hingga terasa membosankan. Namun emosi yang kurasakan terhadap tokoh-tokohnya digambarkan dengan baik oleh penulis.
Pada tahun 1975, di kota kecil Monta Clare, Missouri, gadis-gadis mulai menghilang. Joseph "Patch" Macauley, seorang remaja berusia 13 tahun yang lahir dengan satu mata, menyelamatkan seorang gadis dari serangan, namun kemudian diculik oleh pelaku. Selama penahanannya, Patch bertemu dengan Grace, seorang gadis misterius yang menemaninya dalam kegelapan. Setelah berhasil melarikan diri, Patch terobsesi untuk menemukan Grace, yang tampaknya telah menghilang tanpa jejak. Pencariannya berlangsung selama beberapa dekade, mengubah hidupnya dan orang-orang di sekitarnya.
Novel ini rentang waktu kisahnya 30 tahunan. Buatku waktu yang diperlukan untuk pembeberan fakta dan pengungkapannya terlalu lama dan lambat hingga terasa membosankan. Namun emosi yang kurasakan terhadap tokoh-tokohnya digambarkan dengan baik oleh penulis.
Setelah sekian lama menunda membaca ini, akhirnya tersentuh juga. Bagusss ternyata.Di masa depan dimana udara sdh tdk layak dihirup manusia tinggal di bangunan ratusan lantai di bawah tanah, disebut silo. Namun pengetahuan ini hanya untuk kalangan tertentu saja, untuk org2 biasa yg hidup di silo hanya mengetahui dunia mereka saja. Ketika ada yg mempertanyakan hal2 yg tdk seharusnya diketahui, mereka menjadi ancaman & akan dikirim ke pembersihan.Sayang kelanjutannya gk diteruskan oleh penerbut bhs indonesianya...
Di masa depan dimana udara sdh tdk layak dihirup manusia tinggal di bangunan ratusan lantai di bawah tanah, disebut silo. Namun pengetahuan ini hanya untuk kalangan tertentu saja, untuk org2 biasa yg hidup di silo hanya mengetahui dunia mereka saja. Ketika ada yg mempertanyakan hal2 yg tdk seharusnya diketahui, mereka menjadi ancaman & akan dikirim ke pembersihan.
Sayang kelanjutannya gk diteruskan oleh penerbut bhs indonesianya...
Cerita berlatar di sebuah dunia pasca-apokaliptik, di mana umat manusia tinggal di silo bawah tanah raksasa untuk melindungi diri dari lingkungan luar yang mematikan. Sistem sosial di silo ini diatur dengan ketat, dan ada larangan keras untuk membicarakan dunia luar. Siapa pun yang melanggar aturan ini akan diusir ke luar untuk "membersihkan" sensor, sebuah hukuman mati yang disaksikan seluruh penduduk silo, biasa disebut "pembersihan".
Kisah ini mengikuti beberapa tokoh, tetapi fokus utamanya ada pada Juliette, seorang mekanik dari tingkat bawah silo, yang dipilih untuk menjadi sheriff baru. Saat Juliette menggali misteri di balik aturan-aturan yang ada, dia menemukan rahasia gelap tentang silo dan dunia luar yang mengubah segalanya.
Ini adalah baca-ulang setelah aku menyelesaikan serinya 2 season, karena sudah lupa ceritanya. Aku membaca ini pertama kali di 2017. Kesanku masih sama seperti membacanya pertama kali, aku suka dengan ide membangun pemukiman dibawah tanah 140 lantai dengan tatanan tersendiri karena dunia luar sudah tidak layak huni.
Apabila tema dystopia belum ketinggalan jaman buatmu, aku sangat merekomendasikan novel dystopia ini bagi penggemar fantasi & sci-fi.
Setelah sekian lama menunda membaca ini, akhirnya tersentuh juga. Bagusss ternyata.Di masa depan dimana udara sdh tdk layak dihirup manusia tinggal di bangunan ratusan lantai di bawah tanah, disebut silo. Namun pengetahuan ini hanya untuk kalangan tertentu saja, untuk org2 biasa yg hidup di silo hanya mengetahui dunia mereka saja. Ketika ada yg mempertanyakan hal2 yg tdk seharusnya diketahui, mereka menjadi ancaman & akan dikirim ke pembersihan.Sayang kelanjutannya gk diteruskan oleh penerbut bhs indonesianya...
Di masa depan dimana udara sdh tdk layak dihirup manusia tinggal di bangunan ratusan lantai di bawah tanah, disebut silo. Namun pengetahuan ini hanya untuk kalangan tertentu saja, untuk org2 biasa yg hidup di silo hanya mengetahui dunia mereka saja. Ketika ada yg mempertanyakan hal2 yg tdk seharusnya diketahui, mereka menjadi ancaman & akan dikirim ke pembersihan.
Sayang kelanjutannya gk diteruskan oleh penerbut bhs indonesianya...
Cerita berlatar di sebuah dunia pasca-apokaliptik, di mana umat manusia tinggal di silo bawah tanah raksasa untuk melindungi diri dari lingkungan luar yang mematikan. Sistem sosial di silo ini diatur dengan ketat, dan ada larangan keras untuk membicarakan dunia luar. Siapa pun yang melanggar aturan ini akan diusir ke luar untuk "membersihkan" sensor, sebuah hukuman mati yang disaksikan seluruh penduduk silo, biasa disebut "pembersihan".
Kisah ini mengikuti beberapa tokoh, tetapi fokus utamanya ada pada Juliette, seorang mekanik dari tingkat bawah silo, yang dipilih untuk menjadi sheriff baru. Saat Juliette menggali misteri di balik aturan-aturan yang ada, dia menemukan rahasia gelap tentang silo dan dunia luar yang mengubah segalanya.
Ini adalah baca-ulang setelah aku menyelesaikan serinya 2 season, karena sudah lupa ceritanya. Aku membaca ini pertama kali di 2017. Kesanku masih sama seperti membacanya pertama kali, aku suka dengan ide membangun pemukiman dibawah tanah 140 lantai dengan tatanan tersendiri karena dunia luar sudah tidak layak huni.
Apabila tema dystopia belum ketinggalan jaman buatmu, aku sangat merekomendasikan novel dystopia ini bagi penggemar fantasi & sci-fi.
"The Housemaid Is Watching" adalah novel ketiga dalam seri "The Housemaid". Cerita ini berlangsung sekitar 13 tahun setelah peristiwa di "The Housemaid's Secret", dengan tokoh utama Millie yang kini bekerja sebagai pekerja sosial, menikah dengan Enzo, dan memiliki dua anak. Mereka baru saja pindah ke rumah baru di pinggiran kota, namun segera menyadari bahwa tetangga mereka memiliki perilaku yang aneh dan mencurigakan. Millie mulai merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres di lingkungan barunya.
Untuk aku, ada hal yang kurang masuk akal dalam penyelesaian kasusnya dan pengungkapan pelakunya. Namun aku cukup menikmati humor-humor sarkastik yang ditampilkan oleh Freida di buku ini.
"The Housemaid Is Watching" adalah novel ketiga dalam seri "The Housemaid". Cerita ini berlangsung sekitar 13 tahun setelah peristiwa di "The Housemaid's Secret", dengan tokoh utama Millie yang kini bekerja sebagai pekerja sosial, menikah dengan Enzo, dan memiliki dua anak. Mereka baru saja pindah ke rumah baru di pinggiran kota, namun segera menyadari bahwa tetangga mereka memiliki perilaku yang aneh dan mencurigakan. Millie mulai merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres di lingkungan barunya.
Untuk aku, ada hal yang kurang masuk akal dalam penyelesaian kasusnya dan pengungkapan pelakunya. Namun aku cukup menikmati humor-humor sarkastik yang ditampilkan oleh Freida di buku ini.
Setelah sekian lama menunda membaca ini, akhirnya tersentuh juga. Bagusss ternyata.
Di masa depan dimana udara sdh tdk layak dihirup manusia tinggal di bangunan ratusan lantai di bawah tanah, disebut silo. Namun pengetahuan ini hanya untuk kalangan tertentu saja, untuk org2 biasa yg hidup di silo hanya mengetahui dunia mereka saja. Ketika ada yg mempertanyakan hal2 yg tdk seharusnya diketahui, mereka menjadi ancaman & akan dikirim ke pembersihan.
Sayang kelanjutannya gk diteruskan oleh penerbut bhs indonesianya...
Setelah sekian lama menunda membaca ini, akhirnya tersentuh juga. Bagusss ternyata.
Di masa depan dimana udara sdh tdk layak dihirup manusia tinggal di bangunan ratusan lantai di bawah tanah, disebut silo. Namun pengetahuan ini hanya untuk kalangan tertentu saja, untuk org2 biasa yg hidup di silo hanya mengetahui dunia mereka saja. Ketika ada yg mempertanyakan hal2 yg tdk seharusnya diketahui, mereka menjadi ancaman & akan dikirim ke pembersihan.
Sayang kelanjutannya gk diteruskan oleh penerbut bhs indonesianya...
"The Whispering Night" adalah novel ketiga dan penutup dari trilogi "The Luminaries". Novel ini melanjutkan kisah Winnie Wednesday, yang kini posisinya semakin kuat di komunitas Hemlock Falls. Hubungannya dengan Erica Thursday membaik, dan romansa dengan Jay Friday semakin berkembang. Mereka bersiap untuk Nightmare Masquerade, sebuah perayaan besar bagi para Luminary. Namun, kedatangan tamu tak diundang, termasuk seorang Diana bertopeng, membuat keadaan menjadi runyam. Atau malah motivasi untuk Winnie dalam memecahkan petunjuk-petunjuk yang ditinggalkan oleh ayahnya?
Secara keseluruhan semua misteri yang belum terpecahkan di 2 buku pendahulunya terbuka semua disini. Hanya saja, buatku, rasanya terlalu panjang untuk menjadi 3 buku, jadi alurnya terasa lambat, terlebih buku 2 yang biasanya "menanggung kesalahan" dari suatu trilogi. Namun, sekali lagi, ini adalah YA, jadi kecepatan alur menyesuaikan.
Aku akan tetap merekomendasikan novel ini bagi penggemar YA fantasy. Susan menulisnya dengan baik & runut, diksi juga mudah dimengerti. Ada beberapa bagian mengandung sarkasme & kelucuan.
"The Whispering Night" adalah novel ketiga dan penutup dari trilogi "The Luminaries". Novel ini melanjutkan kisah Winnie Wednesday, yang kini posisinya semakin kuat di komunitas Hemlock Falls. Hubungannya dengan Erica Thursday membaik, dan romansa dengan Jay Friday semakin berkembang. Mereka bersiap untuk Nightmare Masquerade, sebuah perayaan besar bagi para Luminary. Namun, kedatangan tamu tak diundang, termasuk seorang Diana bertopeng, membuat keadaan menjadi runyam. Atau malah motivasi untuk Winnie dalam memecahkan petunjuk-petunjuk yang ditinggalkan oleh ayahnya?
Secara keseluruhan semua misteri yang belum terpecahkan di 2 buku pendahulunya terbuka semua disini. Hanya saja, buatku, rasanya terlalu panjang untuk menjadi 3 buku, jadi alurnya terasa lambat, terlebih buku 2 yang biasanya "menanggung kesalahan" dari suatu trilogi. Namun, sekali lagi, ini adalah YA, jadi kecepatan alur menyesuaikan.
Aku akan tetap merekomendasikan novel ini bagi penggemar YA fantasy. Susan menulisnya dengan baik & runut, diksi juga mudah dimengerti. Ada beberapa bagian mengandung sarkasme & kelucuan.
Setelah sekian lama menunda membaca ini, akhirnya tersentuh juga. Bagusss ternyata.
Di masa depan dimana udara sdh tdk layak dihirup manusia tinggal di bangunan ratusan lantai di bawah tanah, disebut silo. Namun pengetahuan ini hanya untuk kalangan tertentu saja, untuk org2 biasa yg hidup di silo hanya mengetahui dunia mereka saja. Ketika ada yg mempertanyakan hal2 yg tdk seharusnya diketahui, mereka menjadi ancaman & akan dikirim ke pembersihan.
Sayang kelanjutannya gk diteruskan oleh penerbut bhs indonesianya...
Setelah sekian lama menunda membaca ini, akhirnya tersentuh juga. Bagusss ternyata.
Di masa depan dimana udara sdh tdk layak dihirup manusia tinggal di bangunan ratusan lantai di bawah tanah, disebut silo. Namun pengetahuan ini hanya untuk kalangan tertentu saja, untuk org2 biasa yg hidup di silo hanya mengetahui dunia mereka saja. Ketika ada yg mempertanyakan hal2 yg tdk seharusnya diketahui, mereka menjadi ancaman & akan dikirim ke pembersihan.
Sayang kelanjutannya gk diteruskan oleh penerbut bhs indonesianya...
Setelah sekian lama menunda membaca ini, akhirnya tersentuh juga. Bagusss ternyata.
Di masa depan dimana udara sdh tdk layak dihirup manusia tinggal di bangunan ratusan lantai di bawah tanah, disebut silo. Namun pengetahuan ini hanya untuk kalangan tertentu saja, untuk org2 biasa yg hidup di silo hanya mengetahui dunia mereka saja. Ketika ada yg mempertanyakan hal2 yg tdk seharusnya diketahui, mereka menjadi ancaman & akan dikirim ke pembersihan.
Sayang kelanjutannya gk diteruskan oleh penerbut bhs indonesianya...
Setelah sekian lama menunda membaca ini, akhirnya tersentuh juga. Bagusss ternyata.
Di masa depan dimana udara sdh tdk layak dihirup manusia tinggal di bangunan ratusan lantai di bawah tanah, disebut silo. Namun pengetahuan ini hanya untuk kalangan tertentu saja, untuk org2 biasa yg hidup di silo hanya mengetahui dunia mereka saja. Ketika ada yg mempertanyakan hal2 yg tdk seharusnya diketahui, mereka menjadi ancaman & akan dikirim ke pembersihan.
Sayang kelanjutannya gk diteruskan oleh penerbut bhs indonesianya...
Setelah sekian lama menunda membaca ini, akhirnya tersentuh juga. Bagusss ternyata.
Di masa depan dimana udara sdh tdk layak dihirup manusia tinggal di bangunan ratusan lantai di bawah tanah, disebut silo. Namun pengetahuan ini hanya untuk kalangan tertentu saja, untuk org2 biasa yg hidup di silo hanya mengetahui dunia mereka saja. Ketika ada yg mempertanyakan hal2 yg tdk seharusnya diketahui, mereka menjadi ancaman & akan dikirim ke pembersihan.
Sayang kelanjutannya gk diteruskan oleh penerbut bhs indonesianya...
Setelah sekian lama menunda membaca ini, akhirnya tersentuh juga. Bagusss ternyata.
Di masa depan dimana udara sdh tdk layak dihirup manusia tinggal di bangunan ratusan lantai di bawah tanah, disebut silo. Namun pengetahuan ini hanya untuk kalangan tertentu saja, untuk org2 biasa yg hidup di silo hanya mengetahui dunia mereka saja. Ketika ada yg mempertanyakan hal2 yg tdk seharusnya diketahui, mereka menjadi ancaman & akan dikirim ke pembersihan.
Sayang kelanjutannya gk diteruskan oleh penerbut bhs indonesianya...